Telecenter Joko Samudro Gresik Alamat Desa Karangsemanding Kec. Balongpanggang Kab. Gresik Telp. 0317922620 [ Pusat Layanan Masyarakat Berbasis Internet ]

Minggu, 28 Desember 2014

PESONA PANTAI PASIR PUTIH DELEGAN

Pantai ini terletak di desa Delegan Kecamatan Panceng dari Gresik kota berjarak sekitar 40 km, setelah dari Sidayu dan melewati hutan jati Panceng ada papan penunjuk arah menunjukkan wisata Pantai Dalegan, dari jalan arteri masuk ke utara sekitar 1 km sudah sampai di lokasi. Pantai Delegan sangat cocok untuk wisata pantai, lomba perahu atau memancing. Pantai berpasir putih ini setiap bulan Agustus diadakan atraksi wisata berupa perlombaan yang terkait dengan wisata bahari.Pantai Delegan dibuka untuk umum sejak tahun 2003. Sebelumnya pantai ini belum pernah dikelola, hanya sekedar untuk tempat bermain anak-anak. Namun lambat laun pengunjung semakin banyak sehingga untuk kenyamanan dan keamanan pengunjung kemudian dikelola oleh desa.Pantai Delegan memiliki luas 2.5 hektar dan pasirnya berwarna putih. Ombak yang ada disini cukup stabil. Sehingga banyak pengunjung yang sangat menikmati pantai ini dan tidak sedikit diantara mereka yang berenang dipantai.
Untuk fasilitas, meski dibilang minim, tapi inilah yang menjadi daya tarik sendiri sehingga pantai ini terlihat alami. Disini juga tersedia tempat bermain anak-anak, tempat bilas, dan makanan. Untuk bisa menikmati panorama pantai Delegan, pengunjung cukup membayar tiket seharga Rp.3500 untuk dewasa dan Rp.2500 untuk anak-anak. Cukup murah bukan.

Rabu, 26 November 2014

Sapu Lidi Gresik Rambah Luar Pulau

Gresik.- Orang sudah banyak tahu kalau Kabupaten Gresik terkenal dengan kota wali dan kota pudaknya. Namun mungkin belum banyak yang tahu kalau Kabupaten Gresik juga memiliki salah satu produk kerajinan berupa sapu lidi dan gantungan baju/hanger yang mempunyai kwalitas mumpuni.
Perajin sapu lidi dan hanger memang jumlahnya tidak banyak. Bahkan bisa dihitung dengan jari. Imam Suhadi (28) warga Kelurahan Karangsemanding, Balongpanggang, Gresik adalah salah satu orang yang giat menekuni kerajinan ini.
Sepintas memang terlihat sepele dan dianggap tidak menghasilkan keuntungan yang memadahi. Tapi anda jangan salah, berkat ketekunannya, produk kerajinan sapu lidi dan hanger Imam Suhadi saat ini telah menembus pasar-pasar di kota-kota besar di wilayah Jawa Timur. Antara lain Surabaya, Gresik, Tuban, Mojokerto, Nganjuk dan Kediri.
Lebih dari itu, produk kerajinan sapu taman Imam Suhadi segmen pasarnya bukan sekedar pasar-pasar tradisional, melainkan untuk kalangan menengah ke atas yang kerap berbelanja di pasar swalayan dan mal. Belakangan ia sudah mulai mengembangkan marketnya dengan menjajagi pasar luar pulau Jawa. "Dua bulan lalu saya mengirim sampel ke Kalimantan. Saat ini saya sedang menunggu tindak lanjutnya," ujarnya saat ditemui Telecenter Gresik. Sapu lidi Imam Suhadi bukan seperti kebanyakan sapu lidi lainnya. Meskipun bahan bakunya sama, namun proses produksinya dilakukan secara profesional dengan sentuhan-sentuhan ide inovatif. Mulai dari pemilihan lidi, pengingkatan, pembuatan tangkai pegangan hingga pembungkusannya. "Lidinya saya disetori dari Madura dan Banyuwangi," katanya.
Ada dua produk sapu yang di hasilkan, Imam Suhadi. Yaitu sapu taman dengan dilengkapi dengan tangkai pemegang dari kayu meranti. Tali pengikatnya menggunakan kawat sehingga keawetan sapu taman lebih lama. Dan sapu tempat tidur ( penabah ) yang ukurannya lebih kecil. Harga sapu taman dijual dengan harga berfariasi mulai Rp. 5.000 – Rp. 6.000 sedangkan sapu tempat tidur ( penebah ) dijual Rp 1.800. Sejak ia merintis usaha ini tahun 2008, sampai sekarang omset setiap bulannya sudah mencapai Rp 10 juta hingga Rp 12 juta. "Sebulan tiga kali saya mengirim dan setiap kirim rata-rata 4.000 sapu," imbuhnya.
Imam Suhadi mengungkapkan kemampuan produksinya sangat terbatas. Dalam sehari maksimal hanya mampu memproduksi 200 sapu. "Jumlah ini sangat kurang dan tidak mampu memenuhi permintaan pasar," katanya.
Imam Suhadi sebenarnya berkeinginan untuk terus mengembangkan usahanya itu. Sayang sekali ia mengalami keterbatasan dalam hal permodalan dan manajemen pengelolaan. Akibatnya cukup banyak peluang yang tidak ia dapatkan karena keterbatasan tersebut.
Imam Suhadi berharap adanya pembinaan usaha dari Pemkab dan diharapkan bisa memberikan bantuan permodalan. "Selama ini belum pernah saya mendapat pembinaan. Apalagi pinjaman modal," katanya menambahkan ia akan sangat berterima kasih jika Pemkab bisa memfasilitasi pengembangan usahanya itu. ( Tc-Js )

Imam Suhadi : 085708999128/087856311605

Senin, 24 November 2014

Asosiasi Telecenter Jawa Timur, akhirnya memiliki Sekjen baru

Kota Batu – Dari hasil Forum Komunikasi telecenter Jawa Timur yang digelar pada tanggal 20-21 Nopember 2014, terpilih sebagai Sekjen Astel Jatim Periode 2014-2017 yaitu Samsul Arif dari Telecenter Joko Samudro Kab. Gresik.
Berdasarkan hasil perolehan suara dalam pemilihan calon Sekjen Astel Jatim, yang berlangsung di Aula Hotel Kusuma Agro Wisata Batu Malang itu, suara terbanyak di peroleh oleh Moh. Rizal dari Telecenter Bumi Panataran Kab. Blitar dengan 12 suara disusul Samsul Arif dengan 6 suara dan di tempat ketiga di tempati oleh Pidekso Adi dari Telecenter Daragati Malang dengan 3 suara dan abstain 2 suara.
Moh. Rizal sebagai pemenang dalam voting tersebut secara tertulis mengundurkan diri dari pencalonan Sekjen Astel Jatim dengan beberapa pertimbangan, secara otomatis pemegang suara terbanyak kedua yang kemudian berhak menjadi Sekjen Astel Jatim Tahun 2014-2017.
Sekjen terpilih merasa terharu karena dirinya di percaya memimpin tampuk kepengurusan Astel Jatim untuk 3 tahun mendatang.
Dengan begitu Emosional, dia menyampaikan ini adalah tanggung jawab besar yang harus di emban dan di jalankan. “Terima kasih atas kepercayaan saudara-saudara pengelola Telecenter se Jawa Timur yang sudah mempercayai saya untuk menjadi Sekjen Astel Jatim. Ini adalah amanah yang luar biasa yang saudara percayakan pada kami. Insya Allah saya akan berusaha untuk menjalankan amanah ini dengan maksimal. Tak lupa kami juga mengaharap bimbingan dari Pembina Astel Jatim yakni Kominfo Prov. Jatim untuk memberikan arahan dan wejangan untuk kejayaan Telecenter.” Ucapnya. (TC-JS)

Selasa, 18 November 2014

CARA CERDAS ATUR KEUANGAN SAAT BBM NAIK

Kenaikan harga BBM bersubsidi yang berlaku mulai, Selasa 18 November, mau tidak mau harus membuat Anda memutar otak untuk mulai mengatur keuangan dengan benar. Pasalnya, kenaikan ini pastinya akan berimbas pada naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Sehingga agar keuangan bisa aman, maka mau tidak mau Anda harus menyesuaikan kebutuhan hidup tersebut. Menyesuaikan kebutuhan ini tidak sekedar mengurangi pembelanjaan atau pengeluaran saja. Anda juga harus cerdas dalam mengatur keuangan sehingga meski pengeluaran dan pembelanjaan dikurangi, Anda bisa tetap mendapatkan manfaat yang sama. Maksudnya, misalnya Anda tadinya mengeluarkan uang sebesar Rp100.000 untuk membeli barang dengan manfaat seharga itu, dengan penghematan, Anda bisa keluarkan Rp80.000 namun tetap mendapatkan manfaat seharga Rp100.000. Atur uang saat BBM naik Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mengatur keuangan secara cerdas dalam menghadapi naiknya harga BBM subsidi, di antaranya: 1. Ubah kebiasaan belanja Untuk belanja kebutuhan rumah tangga, misalnya dengan mengganti sabun cuci piring dengan merek yang lebih murah. Manfaatnya tentunya sama saja, namun harganya bisa jauh lebih murah. Atau misalnya Anda biasanya membuat lauk berupa daging, maka mulai ganti dengan ayam atau ikan, yang manfaatnya sama namun harganya lebih murah. Penggantian ini bisa dilakukan untuk belanja kebutuhan rumah tangga lainnya. 2. Kurangi jalan ke mall atau pusat perbelanjaan Jalan-jalan ke mall dan pusat perbelanjaan bisa menjadi sumber keborosan. Tidak sedikit orang yang niatnya hanya jalan-jalan berakhir pulang dengan menenteng tas belanjaan. Nah, untuk menghindari hal ini, cobalah kurangi kebiasaan jalan-jalan Anda tersebut. Misalnya Anda biasa setiap minggu ke mal maka kurangi menjadi setiap dua minggu sekali saja. 3. Transportasi Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menyiasati transportasi ini, misalnya: Gunakan angkutan umum untuk bepergian. Memang tidak senyaman kendaraan pribadi, namun ongkosnya jauh lebih murah. Bergantian membawa kendaraan pribadi dengan teman sekantor. Jadi misalnya hari ini Anda yang membawa kendaraan dan teman Anda menebeng, besoknya gantian teman Anda yang membawa kendaraan. Sehingga bisa lebih hemat anggaran BBM. Sepeda. Bila jarak kantor dan rumah Anda tidak terlalu jauh, maka Anda bisa juga menggunakan sepeda, tentunya ini jauh lebih murah, kan. 4. Buat kebun pribadi Naiknya harga BBM juga turut mendongkrak harga bahan-bahan dapur, seperti cabe, bawang, sayuran, dan sebagainya. Untuk mengatasinya, cobalah buat kebun di halaman rumah Anda untuk menanam kebutuhan bahan dapur tersebut. Memang mungkin tidak akan menghasilkan terlalu banyak, tapi setidaknya ini bisa membantu meringankan beban Anda. 5. Cari penghasilan tambahan Bila dirasa penghasilan Anda saat ini sudah tidak mencukupi kebutuhan, maka cobalah cari penghasilan tambahan di luar gaji utama Anda. Entah dengan mengerjakan proyek sampingan dari teman, freelance, atau bisa juga dengan membuat toko online. 6. Buat perencanaan Buatlah perencanaan untuk pengeluaran Anda dari jauh hari atau setiap awal bulan. Mulai dari biaya transortasi, listrik, makan, cicilan kredit, dan sebagainya. Dari sini Anda bisa tahu perkiraan dana yang kira-kira dibutuhkan dan dengan begitu Anda juga bisa lebih mengontrol pengeluaran Anda. Tapi ingat, untuk mematuhi segala perencanaan ini. 7. Tetap menabung Meski kebutuhan hidup meningkat namun Anda harus tetap bisa menyisihkan dana untuk menabung. Sisihkanlah sekitar 30% dari pendapatan Anda tiap bulannya untuk ditabung sebagai dana darurat Anda.

Senin, 13 Oktober 2014

Telecenter Joko Samudro menjadi Telecenter Unggulan Jatim 2014


Gresik, -  Telecenter Joko Samudro yang ada di Desa Karangsemanding Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik meraih Juara III dalam kategori Pengembangan UKM Ekonomi Kerakyatan tingkat Provinsi Jawa Timur 2014 dan menjadi slah satu telecenter unggulan di Jawa Timur. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, bersamaan dengan peringatan hari jadi ke-69 Jawa Timur, Minggu (12/10) pagi.
Bupati Gresik Drs. H. Sambari Halim Radianto, sesaat setelah penyerahan piagam penghargaan, mengucapkan selamat secara langsung kepada Manager Telecenter Joko Samudro atas prestasi yang di raih dan berterima kasih telah mengharumkan nama Kabupaten Gresik ke tingkat Propinsi.
Sementara itu Kepala PDTI Kabupaten Gresik sekaligus Pembina Telecenter Joko Samudro, Dra. Rini Indriati menjelaskan bahwa keberhasilan Telecenter Joko Samudro tersebut karena kiprahnya selama ini cukup besar dalam pemberdayan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan.
“Karena itu, dengan prestasi ini diharapkan dapat memacu semangat telecenter di daerah lain,”ungkapnya. 
Dalam kegiatan lomba telecenter di Jawa Timur sebenarnya ada 4 kriteria penilaian, yakni kategori manajerial, pengelolaan keuangan, kemandiriannya, dan kategori pengelolaannya. Sementara Telecenter Joko Samudro berhasil di pengembangan UKM yang dinilai bisa berkembang dengan baik. 
Ditambahkan, Telecenter Joko Samudro berdiri sejak tahun 2012 dan pada tahun 2015 nanti akan dihibahkan oleh Provinsi Jatim. Dan Kabupaten Gresik tidak menutup mata dengan kiprah Telecenter Joko Samudro, karena sudah membawa perkembangan pesat, khususnya dalam pemberian pelayanan ke masyarakat, seperti dengan pelayanan online dalam pembayaran listrik dan telepon. 
Pada tahun 2011 sebenarnya Telecenter Jawa Timur juga mengadakan lomba serupa, namun Telecenter Joko Samudro belum berdiri. Dan untuk lomba yang pertama kali di ikuti Telecenter Joko Samudro pada tahun ini, Telecenter Joko Samudro mendapat piagam penghargaan dari Gubernur Jawa Timur, hadiah dan uang pembinaan sebesar Rp. 5 juta untuk mengembangkan telecenter.
“Yang jelas, kiprah Telecenter Joko Samudro ini mampu pemberdayakan masyarakat, khususnya dibidang informasi, pertanian, UKM, dan kegiatan pelatihan ke masyarakat,”tambahnya. ( tc.js )

Selasa, 16 September 2014

Bupati Gresik Beri Honor RT dan RW

Gresik - Kabar gembira bagi para Ketua Rukun Tetangga (RT), dan Rukun Warga (RW) se-Kabupaten Gresik. Pasalnya, pemkab setempat segera mencairkan honor tahun 2014. Honor yang diterima sebesar Rp 400 ribu.

"Saya berharap honor ini jangan dilihat nominalnya tapi pada pengabdiannya," kata Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto, Selasa (16/9/2014).

Lebih lanjut dia mengatakan, total jumlah nominal yang di keluarkan untuk honor RT dan RW se-kabupaten Gresik ini lumayan besar. Dana yang dialokasikan untuk honor RT dan RW tahun 2014 sebesar Rp 3,16 miliar yang dibagi kepada sejumlah 7.910 RT/RW se-Kabupaten Gresik.

"Kalau suasana di wilayah seluruh RT dan RW di Gresik kondusif, maka suasana Kabupaten Gresik secara keseluruhan juga kondusif," ungkapnya. [sumber beritajatim.com]

Sabtu, 13 September 2014

KWARTIR PRAMUKA BALONGPANGGANG GELAR PAWAI DAMAR KURUNG

GRESIK – Peringatan Hari Pramuka ke – 53, diperingati ratusan pelajar pramuka siaga (SD),  penggalang (SMP), penegak (SMA) dengan Pawai Damar Kurung, Sabtu Malam (14/9/14). Dengan membawa berbagai macam bentuk Damar Kurung seperti bintang, tunas kelapa ataupun ikan, mereka berjalan di sepanjang jalan Bumi Perkemahan Desa Tenggor, start dari Lapangan Bumper Tenggor – menuju jalan desa Tenggor dan Finish di Bumper Tenggor kembali.
Diawali dengan penampilan gugus depan pramuka dari SD/MI, dilanjutkan dari SMP/MTs dan SMA/ SMK/MA. Tiap gugus ada 12 angota pramuka, dengan total peserta malam itu ada 880 pramuka.  Sambil menyanyikan hymne-hymne pramuka dan yel-yel yang lain, ratusan pramuka ini tampak semangat sekali mengikuti pawai Damar Kurung. Pawai ini merupakan puncak dari rangkaian acara dari Perkemahan Besar tahun 2014 yang di selenggarakan pada 12-14 September 2014.
Sulaiaman (30), salah satu panitia penyelenggara yang di wawancarai oleh Telecenter Joko Samudro mengatakan, "Setiap tahun kami berusaha berinovasi dalam menyelenggarakan Perkemahan di tingkat Ranting. Untuk tahun ini kami mengangkat tema pelestarian budaya Gresik, yakni Damar Kurung. Mudah-mudahan pramuka di Kwartir Balongpanggang bias lebih baik," kata lelaki yang akrab di panggil Kak Sule ini.
Pawai damar kurung ini, dihadiri langsung oleh Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik , Moh. Nadlif, yang sekaligus mewakili Bapak Bupati Gresik. Dan juga di hadiri Muspika Kecamatan Balongpanggang, dengan didampingi para kakak –kakak pembina pramuka dari Kwartir Ranting Pramuka. Dalam sambutan singkatnya ia mengatakan, pramuka merupakan sebuah gerakan untuk mendidik anggotanya menjadi pribadi yang cinta tanah air dan suka menolong. “Dengan pramuka saya berharap bisa menggerakkan jiwa-jiwa muda untuk selalu berkarya pada Gresik khususnya," ujar Moh. Nadlif.
Ia juga berharap pramuka kembali direvitalisasi agar ke depan bisa lebih berdaya guna. "Perkemahan di Kwartir Balongpanggang kali ini merupakan perkemahan terbesar tingkat Ranting di wilayah Kabupaten Gresik. Karena pesertanya mencapai 880 pramuka, jauh melebihi  peserta yang ada di Kwartir-kwartir di Kecamatan lain. Dan layak di sejajarkan dengan perkemahan tingkat Kwarcab.” Pungkas Moh. Nadlif. (TCJS)

Jumat, 12 September 2014

Perkemahan Besar Tahun 2014 Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Balongpanggang

Gresik – UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Balongpanggang bersama Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Balongpanggang akan mengadakan Perkemahan Budaya 2014 yang ditempatkan di Desa Tenggor kecamatan Balongpanggang pada tanggal 12 – 14 September 2014.
"Kegiatan Perkemahan Budaya ini merupakan event tahunan. Kali ini kita tempatkan di Desa Tenggor," kata Ketua panita penyelenggara, Dra. Aminah.
Menurutnya, kedatangan mereka ke Tenggor ini sekaligus ingin melaporkan rencana kegiatan Perkemahan Budaya ini kepada Bpk. Moh. Qosim, Wakil Bupati Gresik.
"Kami Kwaran Kecamatan Balongpanggang bersama jajaran dari UPT Dinas Pendidikan dan akan melaporkan rencana kegiatan event Ranting yang akan ditempatkan di desa yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari Kecamatan Balongpanggang itu," ungkapnya.
Ia mengatakan, kegiatan perkemahan budaya local ini bertujuan sebagai ajang melestarikan budaya khas Kabupaten Gresik. "Kegiatan ini sangat positif karena para penggalang dan penegak akan saling mengenali, memahami, serta mengapresiasi keanekaragaman budaya Kabupaten Gresik di kalangan Pramuka," ungkapnya.
 Ia mengatakan, menjadi anggota pramuka dituntut agar bisa mencintai budaya nasional umunya dan budaya local khususnya dan tidak tergerus dengan perkembangan budaya eropa yang serba kebablasan. "Penggalang dan penegak pramuka ini akan mampu memilih mana budaya yang bagus dan mana budaya yang tidak pantas untuk ditiru," jelasnya.
Dra. Aminah menyampaikan, pelestarian budaya local harus dijaga secara maksimal sebagai kekayaan budaya yang ada di negeri ini."Akhir-akhir ini budaya kita di Indonesia banyak dicaplok oleh negara lain. Ini sungguh memprihatinkan sehingga kegiatan ini penting untuk dilaksanakan bagi generasi muda kita," tuturnya.
Kegiatan ini dihadiri seluruh gudep penggalang dan penegak sekecamatan Balongpanggang dengan total jumlah peserta mencapai 880 siswa.
"Setiap gudep mengutus satu regu yang terdiri dari dua belas orang termasuk pembina. Malah dari beberapa gudep ada yang akan mengirimkan lebih dari satu regu.," jelasnya.

"Menjadi anggota pramuka akan diberikan bimbingan bagaimana mencintai budaya nasional dan budaya daerah serta mampu menjaring budaya Eropa," ungkapnya. (TCJS)


Rabu, 03 September 2014

Shodiq Pribadi Naikkan Derajat Sangkar Burung

Wajah penuh harap kini bisa mudah dijumpai di Dusun Karang Asem, Desa Karangsemanding, Kecamatan Balongpanggang, Gresik. Begitu memasuki jalan kampung, bunyi desing penghalus langsung menyapa. Bersahutan dari rumah ke rumah. Di halaman, anak-anak muda dan orang tua bertelanjang dada tengah asyik  merangkai sangkar burung.
“Kami kini lebih optimistis menatap masa depan,” terang Edy Santoso, Kepala Desa Karang Asem ketika ditemui enciety.co.
Dusun  yang terletak sekitar 50 km dari Surabaya ini memang dikenal sebagai sentra sangkar burung.  Dari 140 kepala keluarga yang tinggal disana, 90  KK berprofesi sebagai perajin sangkar burung.
Menurut Edy, perajin sangkar burung kini memang menjadi profesi utama, mengalahkan pertanian yang telah jadi pekerjaan turun temurun. Sejatinya, usaha sangkar burung sudah turun temurun di  dusun ini. Hanya saja, saat itu masih bersifat sampingan. Sangkar yang dibuat pun bentuknya bulat dengan bahan dari rotan. Sangkar jenis ini biasanya dipakai untuk burung jenis perkutut dan puter. Daerah edarnya pun terbatas. Bahkan, produksi baru dilakukan setelah ada pesanan.
Adalah Shodiq Pribadi yang mengawali perubahan di daerah ini. Bapak dua anak ini bak Raja Midas. Sentuhan yang dilakukan membuat sangkar burung naik derajat, dari usaha sampingan menjadi home industry utama di daerah ini. Kuncinya, Shodiq melakukan inovasi dalam gerakan perubahan yang dilakukan.
Dia berpikir out of the box. Tampilan sangkar yang kaku dan bulat diubah. Shodiq lah yang mulai revolusi dengan mengenalkan sangkar bentuk kotak dan ramping. Bahan dasarnya pun diganti kaju jati. Untuk membuat eye catching,  sangkar dipoles dengan cat warna-warni yang menyolok mata. Tidak saja membuat burung yang ada di dalamnya betah tapi juga  asyik dipandang mata.
“Saya coba mengikuti selera pasar. Ini barangkali  yang membuat produk kami selalu diterima konsumen,” terang suami dari Sutatik.
Sebagai pioner, Shodiq tak pelit berbagi ilmu dengan tetangga dengan warga desa. Sebagian besar perajin di daerah ini adalah bekas anak buahnya. Toh, dia tak khawatir. Malah bersyukur dan mendorong siapapun untuk bisa mengikuti jejak suksesnya. “Yang saya jual kualitas,” tukasnya dengan senyum simpul.
Ya, produk Shodiq memang dikenal karena kualitasnya. Maklum,  ayah dari Agung Setyawan (20 tahun) dan Yahya Darmawan (15 tahun) ini mengerjakan dan mengawasi langsung proses produksi. Mulai pemilihan bahan sampai finishing.
Untuk bahan baku, Shodiq tak sembarangan ambil. Dia sengaja menjalin kerjasama dengan  salah satu pabrik pengolahan kayu jati di Gresik. Limbah kayunya dimanfaatkan untuk bahan  pembuat sangkar.  Ini bukan tanpa alasan.
Menurut Shodiq, dari sisi umur dan kualitas kayu sudah pasti  terjamin. “Lain bila ambil di galangan. Bisa saja umurnya masih muda tapi kayu jatinya sudah dipotong,” jelasnya.
Saat finishing, Shodiq pun pilih pakai cara manual. Meski makan waktu lama namun  hasil akhir terjamin. Ini yang membuat kadang dia kewalahan bahkan sampai menolak menerima order. “Kadang saya terpaksa menolak. Soalnya tenaganya tak sanggup,” ujarnya.
Sejatinya, Shodiq  tak kerja sendiri. Sehari-hari dia dibantu 20 karyawan. Toh, ini masih belum mampu melayani semua permintaan yang membludak. Bahkan,  sampai ada pelanggannya di Lumajang yang transfer lebih dulu agar bisa segera dibuatkan. “Biasanya memang seperti itu. Transfer lebih dulu baru sebulan berikutnya saya kirim,” ceritanya.
Sangkar burung yang dijual Shodiq terbagi dalam tiga ukuran yakni kecil dengan harga Rp 175 ribu, sedang Rp 275 ribu dan besar seharga Rp 400 ribu. Sangkar ini cocok  untuk burung jenis Kacer, Cudet, Cucak Ijo, Anis Merah, Murai Batu dan Cucak Rowo.
“Kalau ada yang pesan, tinggal saya tanya burungnya jenis apa, saya sudah tahu ukuran dan model sangkarnya seperti apa,” jelasnya.
Sebulan, Shodiq bisa memproduksi  sekitar 200 sangkar.  Selain Surabaya dan Gresik,   produksi Shodiq juga merambah ke Banyuwangi, Lumajang dan Bali. Menariknya, Shodiq tak perlu repot-repot mengirim barang ke sana.  Pelanggannya yang ambil sendiri. “Kalau untuk Surabaya, Gresik dan sekitarnya saya yang kirim,” ujarnya.
Dalam sebulan, Shodiq bisa meraup pendapatan berkisar  Rp 30-35 juta. Atas apa yang diraihnya ini, Shodiq sangat bersyukur. Pelan namun pasti, ekonomi keluarganya terangkat. Selain mampu membangun rumah,  sebuah mobil Suzuki Picku Up juga terpakir di garasi rumahnya.
“Alhamdulillah, ini berkat doa orang tua dan kerja keras selama ini,” pungkasnya. (wh)

sumber : http://www.enciety.co/shodiq-pribadi-sangkar-burung/

Jumat, 29 Agustus 2014

HUT RI ke-69, RS. Wali Songo I Mengadakan Pengobatan Gratis.


Gresik - Dalam rangka memperingati Hari RI ke-69, RS. Wali Songo I menggelar pengobatan gratis. Acara ini merupakan wujud kepedulian RS. Wali Songo I dalam membangun dan mewujudkan masyarakat yang sehat.

Kegiatan bakti sosial ini merupakan bentuk komitmen RS. Wali Songo I untuk memberikan pelayanan kesehatan sekaligus upaya untuk mewujudkan masyarakat yang sehat sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945.

Bakti sosial ini diselenggarakan oleh RS. Wali Songo I bekerjasama dengan Pemerintah Desa Karangsemanding Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik yang notabene adalah lokasi berdirinya RS. Wali Songo I tersebut. Kegiatan ini di laksanakan di Balai Desa karangsemanding pada tanggal 29 Agustus 2014. Terdapat beberapa layanan kesehatan yang digelar dalam bakti kesehatan ini seperti, pemeriksaan kesehatan gratis serta donor darah.(tcjs.sam)

Selasa, 26 Agustus 2014

SAMSOEL, PENGRAJIN SANGKAR BURUNG DARI GRESIK

Sebagai pengusaha sangkar burung di tempat asalnya yang selalu berbekal kreativitas, Samsul Arif seakan kerap lolos dari kesulitan. Lokasi usaha sangkar burung miliknya di Dusun Karangasem, Desa Karangsemanding, Kecamatan Balongpanggang ini pun begitu strategis. Tak heran, orang-orang yang melewati jalan ini jadi mudah melihat aneka sangkar burung yang dipajang bergantungan di depan rumah yang merangkap tempat kerjanya. Melihat beberapa orang mengerjakan pembuatan sangkar burung pun menjadi pemandangan sehari-hari di rumahnya. Ada pula beberapa pedagang sangkar burung dari berbagai daerah yang kulakan di tempatnya. Salah satu sangkar andalan Samsoel adalah sangkar model Kosan.


Sangkar Kosan memang paling disukai, meskipun harganya lebih mahal dibandingkan sangkar biasa. Harga pun tergantung model dan ukurannya. Harga satu sangkar burung Samsoel berkisar antara Rp 120.000 – Rp 250.000 untuk sangkar yang masih mentah dan Rp. 260.000 – Rp. 400.000 untuk sangkar yang sudah di cat.


Dikisahkan Samsoel , kawasan tempat tinggalnya adalah satu-satunya sentra kerajinan sangkar burung di Gresik. Saat ini, 90 % warga Dusunnya merupakan pengrajin sangkar burung.
Sebelumnya, Samsoel , yang juga menjagi guru Olah Raga ini mengaku kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan sampingan yang menjanjikan. Ia sempat bingung ketika belum juga dapat pekerjaan sampingan. Padahal dia harus bekerja untuk masa depanya. Saat itulah, ia melihat seorang temannya yang sedang membuat sangkar burung. Samsoel pun tertarik untuk belajar membuatnya.
Sang teman pun tak keberatan membagi ilmu. Samsoel akhirnya dengan tekun belajar, meski diakuinya, tak mudah membuat sangkar burung yang bagus. Semula ia bekerja di usaha sangkar burung milik teman. Niatnya saat itu memang untuk belajar. Tiga bulan kemudian, ia pun berhasil menguasai ilmu membuat sangkar burung. Menurut Samsoel, sebenarnya pekerjaan membuat sangkar burung ini termasuk rumit dan butuh ketekunan.

Selanjutnya, Samsoel  bertekad mengembangkan usaha di rumahnya sendiri. Bermodal Rp 5.000.000 untuk membuat alat produksi dan kebutuhan lain, Samsoel mulai menekuni usahanya.
Awalnya, Samsoel hanya sendirian melakoni usahanya. Tak mudah baginya menuai sukses. Setelah sangkar burung berhasil diproduksi, kendalanya adalah mencari pasarnya. Kala itu, pasar di Gresik belum bisa menampung karyanya. Samsoel pun jadi teringat mempunyai kenalan di Surabaya. Ia paham Pasar Bratang Surabaya merupakan salah satu sentral penjualan burung dan sangkarnya. Ia pun kemudian membawa puluhan sangkar burung ke Surabaya menggunakan sepeda motor.
Sangkar burung karya Samsoel yang terkenal halus dan rapih pun langsung memikat pedagang pasar di Surabaya. Ternyata, ia tidak kesulitan memasarkannya. Hanya saja, pedagang pasar sering membayar belakangan. Meskipun begitu, Samsoel bersyukur usahanya bisa berjalan. Sejak itu, Samsoel pun menjadi rutin ke Surabaya.

Sehingga seiring waktu, dalam menjalankan roda produksinya, Samsoel tak bisa sendirian lagi. Ia pun mulai mencari karyawan. Uniknya, ia sengaja mencari pelajar yang kesulitan biaya sekolah. Kebanyakan dari anak-anak tidak mampu. Awalnya, mereka datang hanya sekedar ingin membantu-bantu. Namun oleh Samsoel , sekalian saja mereka diajarkan membuat sangkar burung sampai bisa. Samsoel  pun tetap menggaji mereka meski masih tahap belajar. Setidaknya upah yang ia berikan bisa untuk memenuhi kebutuhan jajan mereka.  



Saat itu ada sembilan anak yang belajar di tempat Samsoel. Ia pun juga merasa terbantu. Mereka bekerja setelah pulang sekolah. Banyak di antara mereka yang sekarang punya pekerjaan bagus. Ada yang menjadi guru, ada juga yang menjadi polisi, bahkan ada yang menjadi perajin sangkar burung yang sukses.


Kian lama, usaha Samsoel makin maju. Ia juga tak perlu capek-capek ke Surabaya lagi. Tiga tahun menekuni usaha, sudah banyak pedagang yang justru mendatanginya. Selain pedagang di Surabaya, ia juga memasok kebutuhan pedagang di berbagai kota. Tak hanya itu, ia juga punya relasi tokoh-tokoh penting di kotanya. Tetangga di sekitar rumahnya pun jadi heran, kala melihat ia bisa sesukses itu. Samsoel pun telah berhasil membangun rumah dari usahanya ini.
Sebagai pengrajin, Samsoel mengaku pendapatannya memang tak begitu besar. Berbeda kalau menjadi pengepul, penghasilannya bisa jauh lebih besar. Itu sebabnya belakangan ini Samsoel pun juga mencoba menjadi pengepul. Ia mengambil sangkar burung dari belasan pengrajin dan menjualnya kembali.

Kini, dalam sebulan Samsoel mampu memproduksi ratusan sangkar burung. Menurutnya, usaha sangkar burung sebenarnya tak kenal musim. Artinya, akan mampu terus bertahan. Namun ketika beberapa tahun silam kabar penyakit flu burung merebak, mau tak mau usahanya juga sempat oleng. Penyakit flu burung yang ramai diberitakan, akhirnya membuat orang takut memelihara burung. Otomatis usaha sangkar burung pun juga sulit bertahan. Untungnya, Samsoel masih mampu bertahan. Sangkar burung karya Samsoel pun sering pula diikutkan dalam berbagai acara pameran. Namun, ia sendiri memilih tak ikut langsung dalam acara pameran tersebut. Baginya, lebih baik tetap bekerja di rumah, membuat sangkar.

Sempat pula usahanya menyusut ketika merebak bisnis tanaman hias seperti gelombang cinta. Meski tak setelak kabar flu burung, tren tanaman hias itu juga sempat mempengaruhi usaha sangkar burungnya. Namun Samsoel tetap menunjukkan sikap konsistennya. Ia meyakini, usaha pembuatan sangkar burung tak akan pernah benar-benar surut. Terbukti, ia sanggup bertahan dari tahun ke tahun. Tentu saja ia sangat bersyukur usahanya masih bisa terus bertahan. Apalagi, belakangan ini usahanya terus stabil.

Salah satu kunci untuk terus bertahan adalah, Samsoel tak berhenti berkerasi berinovasi dan tentunya menjaga kualitas sangkar burungnya. Ia sanggup membuat aneka model sangkar, dari bentuk bulat, segi empat, segi delapan, dan beragam lainnya.

Samsoel pun mengaku akan terus setia dengan pekerjaannya, karena usahanya terbukti mampu menghidupi keluarganya. Dan ia pun masih ingin terus mengembangkan industri sangkar burung di tempatnya. (tcjs/sams)
CP : 085850033285
Pin BB : 7CD1B072

Sabtu, 09 Agustus 2014

Damar Kurung, Upaya Memuliakan Warisan Leluhur Gresik

Damar Kurung, Upaya Memuliakan Warisan Leluhur Gresik. Gresik sebagai kota pesisir mempunyai akar budaya yang cukup kaya dan berwarna. Berbagai kebudayaan itu muncul karena mudahnya akulturasi antara pendatang dengan penduduk lokal. Salah satu budaya yang masih diuri-uri dan tetap menjadi ikon salah satu kota gresik adalah Damar Kurung.
Damar Kurung juga merupakan ikon kota yang tertua di Kota Gresik seperti yang tertulis pada buku Mocopat karena Damar kurung telah ada sejak zaman Pemerintahan Sunan Giri, Kolonial Belanda dan Jepang, hingga sekarang. Damar Kurung sendiri merupakan karya seni unik. Dalam pandangan seni rupa, lukisan-lukisan nenek ini sedemikian unik.
Ada yang menyebut bergaya naif, kekanakkanakan, dan dia melukis seperti meluncur begitu saja. Maka seorang perupa asal Gresik, Imang AW tertarik untuk mengangkatnya dalam khasanah lukisan pada umumnya. Masmundari diminta melukis dengan bahan dan alat melukis yang lebih bagus, melukis di atas selembar kertas, kemudian dibingkai sebagaimana lukisan pada umumnya.
Maka jadilah lukisan gaya Masmundari yang menarik banyak kalangan dalam pameran di Jakarta dan hotel-hotel besar serta mendapat perhatian dari petinggi negeri termasuk Presiden RI Soeharto. Akan tetapi, dalam kenyataannya Damar Kurung terancam punah.
Setelah Mbah masmundari wafat, tradisi seni lukis Damarkurung kini dilanjutkan oleh Rukayah (60), anak tunggalnya. Rukayah bersama anaknya kini yang meneruskan membuat damar kurung. Menurut Rukayah Damarkurung merupakan kesenian lukisan tangan asli dari daerah pesisir. “Damar kurung merupakan warisan dari leluhur. Itu yang diajarkan Mbah Masmundari pada setiap keluarga disini,” katanya mengisahkan sambil jemarinya terus membuat damar kurung.
Dia berkisah dulunya dia juga diajarkan untuk membuat Damarkurung. “Walaupun saya anak tunggal dari Ibu Masmundari, namun malah
saya belara banyak sejak umur 15 tahun dari bibi saya bernama Masriyatun,” ujarnya. Hal senada disampaikan Nur Samadji, salah satu cucu Mbah Masmundari juga menggeluti dunia lukis Damarkurung.
“Kami disuruh oleh Mbah Masmundari untuk meperkenalkan dan ajarkan ke anak cucu kami karena ini adalah warisan dari leluhur,” katanya. Nur Samadji yang beristrikan Juminingsih setiap harinya b rjibaku menghidupkan Damarkurung. “Selain menerima pesanan, juga membuat Damarkurung untuk oleh-oleh dengan berbentuk kecil mungil seperti ini,” katanya sambil memperlihatkan damarkurung
berukuran 10 cm.
Menurut pengakuannya, keluarga besarnya biasanya juga membuat damar kurung pesanan. “Mulai dari pesanan Jepang pernah kami membuatkan, Kalimantan serta kota Gresik. Kami cuma meneruskan usaha damar kurung, kalau kami mebikin tergantung pesanan tapi juga buat stok,” ujarnya.

Damar Kurung Warisan Giri Prapen
Damar kurung tak hanya dikenal di pesisir Gresik. Damar kurung bisa dijumpai di wilayah Semarang yang memang dikenal sebagai tempat persinggahan kapal-kapal dari negeri China zaman dulu. Damar kurung yang biasa disebut ting-tingan Ramadhan ini biasa dijajakan dalam dhugdheran (pasar malam yang hanya ada sepanjang bulan Puasa) masih terselip penjual damar kurung. Biasanya berwarna merah atau putih dengan lukisan sederhana, dari luar bayangan kerbau, naga, petani, gerobak, penari, burung, becak, bahkan pesawat, tampak bergerak.
Damar kurung mengadaptasi lampion yang dipakai warga Tionghoa sebagai wujud kesempurnaan dan keberuntungan. Dulu jika ada warga yang kesripaan (ada yang kesusahan karena di antara anggota keluarga ada yang meninggal dunia) maka lampion putih dipasang berpasangan di depan rumah yang melambangkan duka cita. Biasanya lampion persegi atau oval berwarna putih ini dibubuhi kaligrafi berisi penggalan syair China kuno. Sebaliknya, lampion bulat berwarna merah menjadi symbol keberuntungan dan kesempurnaan.
Membuat damar kurung tidak mudah, terutama menyetel agar posisi sumbu yang mengeluarkan asap bisa tetap stabil. Asap yang keluar dan tertiup angin inilah yang memutar kipas kertas  dan membuat kertas-kertas minyak itu berputar. Sebagaimana lampion, damar kurung dalam upacara Ngaben di Bali pun memiliki makna. Damar kurung dipasang di depan rumah duka, yang diyakni sebagai penunjuk arah bagi perjalanan roh. Hubungan sejarah masa lalu antara Cina dan Bali memang mengingatkan bahwa damar kurung ‘berkarib’ atau varian dari lampion. Bukan hanya damar kurung, ditengarai barong yang dikenal di Bali juga beralian erat dengan tari singa barong Cina. Penyebaran singa barong Cina ini kemungkinan besar masuk ke Bali pada masa pemerintahan Dinasti Tang di Cina sekitar abad ke-7 hingga abad ke-10.
Di Gresik, lampion yang di terjemahkan menjadi damar kurung sudah lekat denan tradisi sejak abad ke-16. saat itu, adalah masa aktif Sunan Prapen, sunan ketiga sesudah Sunan Giri, seorang penyebar agama Islam di Jawa Timur. Sampai tahun 1970-an, sebagai kerajinan, damar kurung juga dikerjakan masyarakat Jawa Tengah maupun Jawa Barat. Kebanyakan dammar kurung ini dibuat tanpa gambar, hanya beberapa bagian damar kurung saja yang memiliki gambar.
Di Jepara ada tradisi menyalakan damar kurung yang dinamakan Baratan. Tradisi ini dilaksanakan setiap pertengahan bulan Sya’ban (Jawa: bulan Ruwah). Hal ini berkait dengan legenda Sultan Hadlirin, suami Ratu Kalinyamat (Retno Kencono), putri Sultan Trenggono yang juga Adipati Jepara (1549-1579). Suatu ketika tibalah sang penguasa di Desa Purwogondo (kini pusat Kecamatan Kalinyamatan). Tiba-tiba kuda yang ditungganginya lari menghilang. Kemudian bersama-sama warga, ia mencari kuda dengan bantuan lampu impes (lampion). Tradisi ini tetap dilakukan dengan membawa lampion berkelap-kelip. Ketika listrik sudah masuk desa, tradisi ini pelahan memudar.

(sumber:gresik.co)

Kamis, 17 Juli 2014

TRADISI AKHIR RAMADHAN DI GRESIK


Ramadhan telah tiba. Bulan yang penuh berkah dan rahmat yang banyak di tunggu-tunggu setiap tahun oleh umat muslim di seluruh dunia. Banyak tradisi untuk menyambut bulan ini dan hampir di tiap daerah mempunyai tradisi yang berbeda. Salah satuny di Kota Gresik, kota dengan sebutan kota santri yang memiliki beberapa tradisi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat menjelang atau saat ramadhan, diantaranya :
1. Berziarah ke Makam Keluarga
  Menjelang bulan ramadhan H-1 atau H-2 sebelum puasa, banyak masyarakat yang pergi ke makam keluarga yang telah meninggal untuk ziarah kubur dan mendoakannya.
2. Kolak Ayam
Nah untuk tradisi membuat kolak ayam hanya dapat di jumpai di desa Gumeno Kecamatan manyar yang disediakan untuk buka puasa pada malam ke 23 di bulan ramadhan. Adapun kolak ayam ini di buat dari bahan ayam, diolah bersama jinten, brambang, gula merah dan santan dan seluruh pekerjaan dilakukan oleh kaum pria. Sampai saat ini masih terdapat beberapa orang yang mempercayai bahwa makanan ini dapat menyembuhkan penyakit.
3. Malam Selawe
Malam selawe yaitu malam ke 25 pada bulan ramadhan. Pada malam ini merupakan puncak banyaknya peziarah yang datang ke makam sunan giri. Mereka tidak hanya berasal dari gresik namun banyak juga yang berasal dari luar kota. Meskipun puncaknya pada malam selawe pada malam-malam ganjil di bulan ramadhan para peziarah juga banyak.
4. Pasar Bandeng
Pasar bandeng ini merupakan tradisi pada akhir bulan ramadhan yang diadakan di pusat kota Gresik. Berbagai macam ukuran dan harga bandeng ada di pasar tersebut. Tidak hanya itu, pemerintah juga mengadakan semacam kompetisi untuk para pembudidaya bandeng, mereka yang mempunyai bandeng terbesar akan mendapatkan hadiah dari pemerintah kota Gresik. Banyak warga yang memburu bandeng menjelang idul fitri karena beberapa warga menganggap bandeng merupakan menu yang wajib ada saat lebaran.

Kamis, 10 Juli 2014

Semakin Cantik dengan Bando Kalipadang


Semakin Cantik dengan Bando Kalipadang

Gresik-Tidak lengkap rasanya bila perempuan berdandan tanpa pernak pernik pemanis riasan dirambutnya. Salah satu asesoris rambut bagi kaum hawa yang tak lekang jaman dan trend saat ini adalah Bando. Anak-anak, remaja, dewasa bahkan ibu-ibu akan terlihat lebih cantik bila memakai asesoris rambut ini.

Ada beragam variasi bando. Diantaranya ada yang berbentuk binatang, bunga, tokoh kartun, dan berbagai macam bentuk lainnya. Aneka variasi itu menarik minat penggemar bando untuk memilih dan membeli sesuai selera.

Besarnya permintaan pasar dari penggemar bando mendorong kelompok SPP melirik usaha produksi pembuatan bando. Kelompok yang diberi nama Kelompok Bando ini beralamatkan di Dusun Kalisari Desa Kalipadang Kecamatan Benjeng. Kelompok bando ini merupakan salah satu kelompok Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) binaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik .

Kelompok  yang  beranggotakan 20 orang ini mempunyai produk unggulan  bando dan jepit rambut hias. “Produk unggulan kami ini mempunyai kualitas yang baik dan bervariasi jenisnya,” Ujar Bu Tatik salah satu anggota dari kelompok bando sambil menunjukkan hasil produknya saat kami wawancarai.

Dalam satu bulan, kelompok bando ini mampu memproduksi  hingga 25 gross dengan harga per grossnya antara Rp100.000 sampai dengan Rp450.000. Bando ini biasanya dipasarkan di wilayah Gresik, Surabaya (khususnya Pasar Turi), dan Jakarta. 

Kamis, 26 Juni 2014

Wedani, Desa Sarung Tenun di Gresik

Tak salah bila Gresik dikenal dengan sebutan kota santri. Selain sebagai pusat penghasil songkok, Gresik juga merupakan penghasil sarung tenun yang menjadi simbol identitas kaum santri.

DI kota ini, selain banyak berdiri perusahaan sarung tenun besar yang menggunakan alat tenun mesin (ATM) semacam PT Behaestex, juga banyak dijumpai indutri rumah tangga (home industry) sarung tenun dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Tentunya pengerjaannya masih dilakukan secara tradisional. Meskipun pengerjaannya tradisional, mutu sarung tenun yang dihasilkan tidak kalah bahkan lebih baik bila dibandingkan dengan sarung tenun produk mesin (ATM).

Harga sarung tenun tradisional harganya jauh lebih mahal dibanding dengan sarun tenun ATM. Tidak hanya dari segi mutu, corak serta motif yang lebih bernuansa alam tampaknya menjadikan pesona tersendiri bagi para konsumennya sehingga banyak yang rela merogoh kantongnya untuk membeli dengan harga yang mahal.

Di Kabupaten Gresik, sentra penghasil sarung tenun tradisional ini banyak tersebar di Kecamatan Cerme dan Benjeng. Ada yang merupakan cabang usaha (binaan) dari perusahaan sarung tenun besar semacam PT Behaestex seperti yang terletak di Desa Ngembung dan Dungus, Kecamatan Cerme. Ada juga yang merupakan usaha mandiri keluarga yang banyak dijumpai di Desa Wedani, Kecamatan Cerme. Di Desa Wedani ini, tak kurang dari 25 unit usaha keluarga (home industry) sarung tenun tradisional, baik yang berskala kecil (± 10 orang tenaga kerja) sampai skala yang agak besar (± 100 orang tenaga kerja).

Pembuatan sarung tenun tradisional ini membutuhkan keterampilan tersendiri. Namun, bagi penduduk Desa Wedani keterampilan seperti ini tidak memerlukan pendidikan khusus karena dipelajari secara turun-temurun. Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sarung tenun ini terdiri atas dua bahan pokok, yaitu benang dan bahan pewarna.

Untuk benang terdiri dari dua macam (ukuran). Yaitu benang boom (ukuran 210) sebagai bahan dasar dan benang yang dipakai untuk bahan corak (pakan) berukuran lebih besar, yaitu 140. Sedangkan pewarna berupa pewarna sintetis khusus untuk pewarna kain (benang).

Proses pembuatan sarung tenun ini diawali dari proses pencucian benang baik benang boom maupun benang pakan sehingga dihasilkan benang yang benar-benar putih. Kemudian, benang boom dicelup dalam larutan pewarna sintetis dalam kondisi panas (dimasak). Karena digunakan sebagai bahan dasar, maka warna benang disesuaikan dengan warna dominan kain sarung yang akan dihasilkan. Sedangkan benang pakan belum diwarna karena akan dimotif terlebih dahulu.

Selanjutnya benang boom dikeringkan dan di’kloos’ (digulung). Untuk membuat motif, benang pakan di- ‘medang’, pada kayu berukuran 50×50 cm, kemudian motifnya digambar dengan pensil dan diwarna. Pekerjaan ‘ngkloos’ dan ‘medang’ ini dilakukan secara terpisah pada waktu yang bersamaan.

Sesudah dilakukan ‘kloos’ pada benang boom, maka benang di-’skir’, yaitu disusun berdasarkan motif dasar yang dikehendaki. Kumpulan benang hasil ‘skiran’ tadi kemudian digulung kembali menggunakan alat bantu yang dinamakan ‘boom’.

Makanya, benang untuk bahan dasar tadi lebih dikenal dengan nama benang ‘boom’ , karena digulung dengan alat yang bantu bernama ‘boom’. Satu gulungan ‘boom’ bisa menghasilkan 21-25 lembar sarung dengan jumlah serat benang per lembar sarung ±1.950 benang.

Pada saat proses ‘skir’ dilakukan, benang yang sudah di-”medang” tadi dicelup dalam larutan pewarna yang warnanya sama dengan warna dasar. Agar motifnya tidak ikut terwarnai saat dilakukan pencelupan, maka pada motif yang sudah diwarna saat di-‘medang’ diikat dengan tali rafia.

Sesudah selesai tahapan pekerjaan pada benang boom maupun benang pakan, maka selanjutnya benang-benang tersebut disusun pada alat tenun. Kemudian dilakukan penenunan dengan motif yang berbeda-beda. Untuk satu orang pekerja tenun, bisa menghasilkan 1,5 lembar sarung setiap hari. Rata-rata mereka menerima upah sejumlah Rp 17.500 s/d Rp 21.000 untuk tiap lembar sarung. Sehingga penghasilan yang diperoleh para penenun ini berkisar Rp 26.000 s/d Rp 35.000 per hari dengan jam kerja antara pukul 08.00 WIB s/d pukul 17.00 WIB.

Berdasarkan penuturan Siti Fathonah, pemilik salah satu unit usaha pembuatan sarung tenun di Desa Wedani, usaha yang sudah dilakukan sejak 1976 ini dalam kondisi normal memiliki omzet produksi rata-rata 10 kodi atau 200 lembar sarung perminggu. Berarti dalam satu bulan sekitar 40 kodi atau 800 lembar sarung.

Bila harga jual per lembar sarung sekitar Rp 100.000 s/d Rp 125.000, maka dalam satu bulan bisa dihasilkan pemasukan kotor sebesar Rp 80.000.000 s/d Rp 80.000.000. Artinya, Fathonah bisa memperoleh keuntungan bersih sekitar Rp 20.000.000 s/d Rp 30.000.000 per bulan.

Dari hasil tenun sarung ini pula, keluarga Fathonah dengan suaminya Tasripin mampu mengantarkan anak sulungnya menjadi dokter. Sedangkan satu anaknya yang lain saat ini sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Kota Malang.

Jumat, 13 Juni 2014

Kisah Hebat Raeni, Wisudawan Terbaik Anak Tukang Becak

VIVAnews - Kisah Raeni (21 tahun), seorang mahasiswi lulusan terbaik Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang tahun ini menjadi perhatian publik. Raeni bukan dari kalangan mampu. Ayahnya, Mugiyono (55 tahun) hanya seorang penarik becak, dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Mahasiswi yang lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96 ini dikenal mempunyai pribadi alim. Setiap kali mendengar kumandang azan, gadis 21 tahun itu langsung menuju masjid. 

Hal ini diungkapkan ibu kos Raeni, Qayimah, 42 tahun. Kosan Raeni di Jalan Kalimasada Nomor 24, Semarang itu menjadi saksi bisu perjuangan Raeni menuju kesuksesan menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

"Ibadahnya rajin. Setiap ada azan, dia pasti langsung jalan ke masjid. Rajin mengaji. Sejak awal ke kosan ini, Raeni memang punya bekal agama yang kuat, " ujar Qoyimah saat berbincang dengan VIVAnews.

Di balik pribadi alim, Raeni juga gadis yang mudah bergaul dengan sekitar. Dia dikenal baik oleh teman-temannya. Baik teman satu kos, maupun teman sebaya di sekitarnya. 

"Bahkan tiap kali mau ikut lomba, dia selalu minta doa restu dari saya. Dia sudah seperti anak saya sendiri di kos-kosan ini," kata Qoyimah.

Walau hanya sebagai ibu kos, Qoyimah mengaku sangat bangga dengan prestasi Raeni. Meskipun bukan hanya Raeni anak kosannya yang berprestasi dalam bidang akademik.

Kata Qoyimah, sebelum Raeni, ada seorang mahasiswi yang tinggal di kosannya juga mendapatkan prestasi luar biasa. "Sebelumnya sudah ada satu anak yang sekarang S2 di Inggris. Dia adalah anak seorang TKW di Arab," tuturnya.

Tinah, pemilik warung makan di sekitar kos Raeni juga punya cerita. Wanita 50 tahun itu mengaku heran dengan kecerdasan Raeni. 

"Kalau makan di sini tak pernah makan ikan atau daging. Makannya selalu tahu dan tempe. Tapi saya heran, kok bisa secerdas itu," ujarnya.
Meski dari keluarga kurang mampu, Raeni berkali-kali membuktikan keunggulan dan prestasinya. Wanita berparas ayu itu kerap memperoleh beasiswa Bidikmisi dengan indeks prestasi 4. Sempurna.

Prestasi itu dipertahankan hingga ia lulus dan ditetapkan sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 3,96. Tekadnya bagai baja. Raeni berusaha meraih masa depan yang lebih baik dan membahagiakan keluarga.

"Saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Inginnya ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi," kata gadis yang cita-citanya menjadi guru.

Selasa 10 Juni 2014, ribuan pasang mata serentak mengarah pada Raeni. Dia tiba ke lokasi wisuda dengan kendaraan yang tidak biasa. Bukan mobil mewah atau kendaraan bermotor lainnya.

Raeni diantar oleh ayahnya, menggunakan becak. Ayah Raeni memang bekerja sebagai tukang becak yang setiap hari mangkal tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal. [Baca selengkapnya Wisudawan Terbaik Itu Diantar Ayahnya dengan Becak]

Jumat, 06 Juni 2014

Pemkab Gresik Kembali Raih Adipura

Gresik,Bhirawa, Bersama kabupaten lain, Pemkab Gresik kembali meraih Piala Adipura tahun 2014 untuk kategori kota sedang. Selain menerima Piala Adipura, lima sekolah di Gresik juga meraih Piala Adiwiyata Mandiri.Penghargaan itu diserahkan Wakil Presiden RI Budiono kepada Wakil Bupati Gresik Drs Moh Qosim MSi di Istana Wakil Presiden Jl Merdeka Barat Jakarta, Kamis (5/6) kemarin.
Lima sekolah yang meraih Adiwiyata Mandiri itu adalah SD Semen Gresik, SMP Negeri I Gresik, SMP Negeri 3 Gresik, SMK Semen Gresik dan SMA Negeri I Kebomas. Piala Adiwiyata itu diserahan kepada masing-masing Kepala Sekolak (Kepsek).
Kepala Bagian Humas Pemkab Gresik, Suryo Wibowo yang turut mendampingi Wabup menjelaskan, sejak reformasi digulirkan sudah 10 kali berturut-turut Piala Adipura diraih Pemkab Gresik. ”Bahkan jauh sebelum era reformasi, Gresik juga telah meraih empat kali Piala Adipura. Jadi sampai saat ini Pemkab Gresik sudah mengkoleksi 14  Piala Adipura,” kata Suryo.
Mewakili Pemkab Gresik, Suryo menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Gresik. ”Adipura ini sebagai penghargaan pemerintah pusat kepada masyarakat Gresik yang semuanya telah ikut berperan serta dalam menjaga lingkungan serta kebersihan kotanya. Kami sangat berterima kasih,” ungkap Suryo bangga.
Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemkab Gresik, Ir Tugas Husni Syarwanto MM menjelaskan, keberhasilan meraih piala penghargaan paling bergengsi di bidang kebersihan ini berkat kerja keras semua pihak. Selain itu, dukungan Bupati dan Wakil Bupati juga menjadi pemacu keberhasilan itu.
Ditakatan Tugas, berbagai upaya kerja keras telah dilakukan Pemkab Gresik untuk mendapatkan Piala Adipura itu. ”Kunci utama keberhasilan meraih penghargaan dan mempertahankan keberlanjutan kebersihan lingkungan ini juga atas kerja keras para pasukan kuning yang selama ini selalu intens dalam hal menjaga kebersihan kota,” ujar Tugas. [eri]
Keterangan Foto : Wakil Bupati Gresik Drs Moh Qosim MSi saat menerima penghargaan Piala Adipura dari Wakil Presiden RI Budiono. [kerin ikanto/bhirawa]

Kamis, 05 Juni 2014

Pengertian Kampanye Hitam Adalah …

Pengertian Kampanye Hitam kadang belum dimengerti sebagian besar di antara kita, terutama menjelang Pilpres pada 9 Juli 2014 mendatang. Apa sebenarnya definisi kampanye hitam? Samakah ia dengan kampanye negatif?
Seringkali belakangan ketika kita berinteraksi di media sosial, ada berbagai teman yang berdebat atau mengkritik capres tertentu. Ada kalanya kritikan atau perdebatan tersebut masih menyangkut ranah umum, berkaitan dengan visi dan misi serta program yang dipaparkan oleh seorang capres. Namun, ada kalanya perdebatan tersebut terkesan kurang bermutu karena sudah masuk ke ranah pribadi.
Secara umum yang disebut dengan kampanye hitam adalah menghina, memfitnah, mengadu domba, menghasut, atau menyebarkan berita bohong yang dilakukan oleh seorang calon/ sekelompok orang/ partai politik/ pendukung seorang calon, terhadap lawan mereka. Ini berbeda dengan menyampaikan kritik terhadap visi dan misi atau program calon tertentu; yang tidak tergolong black campaign.
Bagaimana dengan konteks Pilpres 2014? Kita harus merujuk dahulu pada UU Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Dalam pasal 41 UU tersebut disebutkan beberapa hal yang dilarang dalam kampanye. Dan, larangan yang berkaitan dengan black campaign adalah, (1)  menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau Pasangan Calon yang lain; serta (2) menghasut dan mengadu-domba perseorangan atau masyarakat.
Lalu, apa ancaman terhadap mereka yang melakukan kampanye hitam? Dalam UU Nomor 10 Tahun 2007 pasal 214 disebutkan, mereka yang dengan sengaja melanggar larangan pelaksanaan Kampanye  dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 24 bulan dan denda paling sedikit Rp6.000.000,00 dan paling banyak Rp24.000.000,00.
Mendukung seorang calon dalam Pilpres 2014 bisa jadi merupakan sebuah panggilan bagi kita. Namun, alangkah lebih santun jika dukungan itu diarahkan pada sesuatu yang positif. Jika Anda terlibat dalam kampanye hitam pihak lawan calon yang Anda jagokan, bukan tidak mungkin massa mengambang yang Anda harapkan memilih calon pilihan Anda, justru berpikir ulang dan tidak jadi memihak calon Anda.

sumber : http://sidomi.com/